Biologi Umum Genetika (Hukum Mendel I)

Genetika

Hukum Mendel I



Sumber: Dr. Alin Liana, S.Si., M.Sc., (2019), Biologi Umum (Sebuah Pengantar Ilmu Hayat), Jakarta Utara: Pustaka Media Guru.


mendel 1

Sejarah genetika modern, dimulai di taman sebuah biara kota Brunn. Di mana seorang biarawan yang bernama Gregor Mendel (1822‐1884) mencatat sebuah mekanisme penurunan sifat partikulat. Mendel menggunakan tanaman ercis (Pisum sativum) sebagai model. Mendel melakukan berbagai persilangan dan mengamati filial yang diperoleh dalam setiap generasi. Percobaan yang dilakukan selama kurang lebih 7 tahun itu dimulai pada tahun 1857.

Pada tahun 1865 Mendel mempresentasikan hasil temuannya. Dalam suatu pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengetahuan Alam di Kota Brunn. Pada tahun 1866, hasil karya Mendel dicetak dan disebarluaskan ke perpustakaan di Eropa dan Amerika. Namun demikian, hasil percobaan Mendel tersebut kurang mendapat perhatian dari para ilmuwan. Baru pada permulaan abad 20, sekitar 40 tahun setelah karya ilmiah Mendel dipublikasi. Karya ilmiah Mendel tersebut diakui kebenarannya oleh beberapa ahli. Antara lain oleh De Vries (Belanda, 1900), Correns (Jerman, 1900), dan Tschermak (Austria, 1900). Percobaan‐percobaan dan karya ilmiah Mendel tersebut akhirnya menjadi dasar dalam ilmu genetika dan Mendel dinyatakan sebagai Bapak Genetika.

Terdapat dua hukum yang ditemukan oleh Mendel dari hasil penelitiannya. Hukum I Mendel; Pemisahan gen yang sealel (The law of segregation of allelic genes). Dan Hukum II Mendel; Pengelompokan gen secara bebas (The law of independent assortment of genes). Pewarisan Mendel juga disebut pewarisan autosomal, karena gen‐gen yang berperan terhadap suatu karakter terdapat pada kromosom autosom.

Hukum Mendel I (Segregation of allelic genes)

Hukum Mendel 1 disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet. Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, dimana pasangan‐pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Terjadi pemisahan alel‐alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Fenomena ini dapat diamati pada persilangan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda.

Untuk pewarisan monohibrid dominansi penuh, gen yang berperan hanya satu macam gen. Misalnya gen dominan R dan alelnya resesif r. Apabila gen dominan R menentukan warna bunga merah. Dan alelnya resesif r menentukan warna bunga putih, maka pewarisannya dapat dilihat pada diagram persilangan berikut:


Baca juga Hukum Mendel II, Metabolisme (Anabolisme), dan lain-lain.

Sumber bacaan lainnya: wikipedia.org

Mendel 1

Loading

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top